
Rektor IAIN Takengon Bahas Rencana Proses Pembangunan Gedung Olah Seni dan Pascasarjana Bersama Pemkab Aceh Tengah
Takengon – Rektor IAIN Takengon, Prof. Dr. Ridwan Nurdin, MCL, menghadiri pertemuan bersama Bupati Aceh Tengah, Drs. Haili Yoga, M.Si, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), anggota DPRK Aceh Tengah, serta tokoh masyarakat lainnya. Pertemuan yang berlangsung di Kantor Badan Pengelolaan Keuangan Aceh Tengah pada Kamis, 25 September 2025 tersebut membahas rencana pemanfaatan aset daerah yang diharapkan dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
Salah satu agenda utama adalah rencana proses pembangunan Gedung Olah Seni (GOS) Aceh Tengah yang akan berkolaborasi dengan IAIN Takengon. Dalam kesempatan itu, Bupati Aceh Tengah menekankan pentingnya optimalisasi aset daerah agar berkontribusi nyata terhadap kemajuan daerah.
“Untuk mendorong pembangunan daerah, aset yang dimiliki harus dapat memberi kebermanfaatan. Oleh karena itu, Gedung Olah Seni akan dimaksimalkan penggunaannya dengan pembangunan gedung Pascasarjana. Lantai pertama tetap difungsikan sebagai GOS Aceh Tengah, serta juga akan dibangun anjungan seni dimana bangunannya akan mengarah ke Lapangan Musara Alun yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pentas seni tradisi Tanoh Gayo seperti didong, dan kegiatan lainnya. Sedangkan lantai lainnya akan dimanfaatkan sebagai fasilitas Gedung perkuliahan Pascasarjana IAIN Takengon. Dengan demikian, keberadaan gedung ini dapat memberi dampak positif bagi dunia pendidikan di Aceh Tengah,” ujar Bupati Aceh Tengah, Drs. Haili Yoga, M.Si.
Rektor IAIN Takengon, Prof. Dr. Ridwan Nurdin, MCL, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Daerah dan seluruh pihak terkait. Beliau menegaskan bahwa saat ini IAIN Takengon terus berkembang dengan jumlah mahasiswa yang semakin meningkat. Kondisi ini menjadi pendorong bagi kampus untuk bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), sehingga diperlukan fasilitas pendidikan yang representatif.
“Rencana pembangunan gedung ini sangat relevan dengan perkembangan kampus. Lantai pertama akan tetap menjadi Gedung Olah Seni untuk masyarakat yang direncanakan dapat menampung minimal 600 orang, serta terdapat aula dengan kapasitas sekitar 100 orang. Sedangkan lantai dua dan tiga akan dimanfaatkan sebagai ruang perkuliahan, lantai empat untuk kantor Pascasarjana, dan lantai lima akan difungsikan sebagai perpustakaan. InsyaAllah, bangunan ini dapat menjadi ikon baru Aceh Tengah yang tidak hanya mendukung sektor pendidikan, tetapi juga menguatkan identitas daerah sebagai pusat wisata dan pendidikan,” tutur Prof. Ridwan.
Rencana pembangunan dan proses alih aset tersebut mendapat dukungan yang antusias dan disambut kegembiraan dari seluruh pihak yang hadir. Setelah pertemuan ini, tahap berikutnya adalah proses pemindahan aset dari Pemerintah Daerah Aceh Tengah ke IAIN Takengon, yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan usulan tindak lanjut pembangunan gedung lima lantai tersebut. Diharapkan pembangunan ini akan dimulai pada Januari 2027 melalui skema Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Kementerian Agama Republik Indonesia. Rektor mengharapkan doa seluruh masyarakat agar cita-cita mulia atau dalam Bahasa Gayo disebut dengan istilah "Angan Kasat" ini dapat dimudahkan dan terwujud sesuai dengan yang direncanakan.